Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Memperbanyak Amal Shalih di Bulan Rajab
Kamis, 2 Februari 2023

Khutbah Jumat: Memperbanyak Amal Shalih di Bulan Rajab ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 5 Rajab 1444 H / 27 Januari 2023 M.

Khutbah Pertama: Memperbanyak Amal Shalih di Bulan Rajab

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam surah At-Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ…

“Sesungguhnya jumlah bulan di hari Allah menciptakan langit dan bumi adalah 12 bulan, di antaranya adalah 4 bulan yang haram. Itulah agama Allah yang lurus, maka janganlah kalian berbuat zalim di bulan-bulan haram tersebut…” (QS. At-Taubah[9]: 36)

Di sini Allah mengingatkan tentang keagungan bulan-bulan haram. Ia adalah bulan yang haram, yang menunjukkan bahwasanya bulan tersebut mulia di mata Allah ‘Azza wa Jalla. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kita agar tidak berbuat kedzaliman di bulan-bulan tersebut. Padahal berbuat dzalim di bulan-bulan yang lainnya pun diharamkan. Akan tetapi Allah mengingatkan ini. Allah mengatakan: “Jangan kalian mendzalimi diri kalian sendiri pada bulan-bulan tersebut.”

Para ulama menyebutkan bahwasanya perbuatan dzalim di bulan-bulan ini dibesarkan oleh Allah menjadi besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka berhati-hatilah saudaraku. Kita telah masuk di bulan haram, yaitu di bulan Rajab. Ini adalah merupakan salah satu bulan haram yang Allah Subhanahu wa Ta’ala agungkan dalam Al-Qur’anul Karim. Dan dahulu orang-orang Arab Quraisy, demikian pula Banu Mudhar, demikian pula orang-orang Arab yang lainnya. Walaupun mereka orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, tapi mereka sangat mengagumkan bulan-bulan haram ini.

Oleh karena itulah saudaraku, kewajiban kita adalah mengetahui apa yang harus kita lakukan di bulan-bulan haram ini.

Yang pertama, yaitu kita berusaha untuk memperbanyak amalan shalih. Karena sesungguhnya amalan shalih di bulan-bulan haram itu dilipatgandakan pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas (seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam).

Namun saudaraku, tidak ada amalan khusus di bulan Rajab. Tidak ada yang disebut dengan puasa khusus Rajab ataupun mengkhususkan di bulan Rajab dengan amalan tanpa bulan-bulan yang lainnya. Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Kitab Tabyinul ‘Ajab bi Maa Waroda fi Fadhli Rojab mengingatkan bahwasanya semua hadits yang menyebutkan tentang amalan khusus di bulan Rajab adalah hadits yang dhaif ataupun hadits yang palsu.

Akan tetapi amalan yang kita lakukan seperti halnya di bulan-bulan yang lainnya. Kita berusaha untuk beramal shalih dengan kita shalat tahajud seperti halnya di bulan-bulan yang lainnya. Kita pun memperbanyak puasa sunnah sebagaimana halnya di bulan-bulan yang lainnya. Mereka yang terbiasa dengan puasa Senin dan Kamis ataupun puasa dawud, ataupun puasa tiga hari setiap bulan, maka di bulan ini kesempatan besar untuk kita senantiasa menjaga amalan tersebut. Karena pahalanya di sisi Allah menjadi besar di bulan ini.

Maka kita perbanyak dzikir kepada Allah, kita memperbanyak sedekah, membantu fakir miskin, orang-orang yang susah, pahalanya sangat besar di sisi Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ، وَإِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ.

“Barangsiapa bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil usaha yang halal, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik, maka sesungguhnya Allah akan menerima dengan tangan kananNya, lalu Allah kembangkan bagi pelakunya sebagaimana salah seorang di antara kalian memelihara anak kuda sehingga menjadi seperti gunung (besar dan kuat).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka saudaraku, di bulan yang mulia ini pahala amalan shalih dilipatgandakan oleh Allah subhanahu wa Ta’ala.

Yang kedua, saudaraku.. Yang harus kita lakukan di bulan ini adalah kita berhati-hati jangan sampai mendzalimi diri kita sendiri. Karena sesungguhnya mendzalimi diri kita di bulan ini dosanya menjadi besar di sisi Allah. Jangan sampai kita keluar dari bulan ini dalam keadaan lebih banyak dosanya dibandingkan dengan amalan shalih yang kita lakukan.

Perbuatan dosa yang kecil di bulan ini bisa menjadi besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka dari itu jangan sampai kita menganggap remeh dosa sekecil apapun, di bulan ini maupun di bulan-bulan yang lainnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan dalam hadits yang shahih, beliau bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ لاَ يَرَى بِهَا بَأْسًا يَهْوِي بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِي النَّارِ

“Sesungguhnya seorang hamba ketika berbicara dengan perkataan yang dianggap biasa, namun akan menyebabkan ia masuk neraka 70 tahun.” (HR. Tirmidzi)

Subhanallah.. Seorang mukmin tak mungkin pernah meremehkan dosa sekecil apapun juga. Karena meremehkan dosa adalah merupakan sifat dan karakter orang-orang munafikin. Sebagaimana Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu menyebutkan demikian. Abdullah bin Mas’ud mengatakan bahwa seorang mukmin melihat dosanya bagaikan gunung yang akan menimpa dirinya. Sedangkan orang munafik melihat dosa besarnya itu seperti lalat yang lewat di hadapan hidungnya.

Seorang mukmin senantiasa khawatir akan dosa. Terlebih di bulan ini, saudaraku. Maka kita berusaha untuk menjaga diri kita, menjaga mata kita, telinga kita, terlebih lisan-lisan kita. Karena sesungguhnya kebanyakan yang membuat manusia masuk ke dalam api neraka itu dua, kata Rasulullah. Yang pertama adalah lisannya dan yang kedua adalah kemaluannya.

Khutbah Kedua: Memperbanyak Amal Shalih di Bulan Rajab

Bulan Rajab bulan yang mulia di sisi Allah. Akan tetapi tidak ada satupun riwayat yang shahih yang menyebutkan tentang amalan khusus di bulan ini. Dan tidak ada satupun riwayat yang shahih bahwasanya terjadinya Isra’ dan Mi’raj di bulan Rajab, saudaraku. Tidak pula ada dalil yang shahih yang menyebutkan bahwasanya Isra’ Mi’raj terjadi pada malam 27 bulan Rajab.

Silahkan, siapapun yang anda diberikan oleh Allah kemampuan untuk membahas dan mencari, anda akan mendapatkan perkataan para ulama, justru pendapat yang paling lemah terjadinya Isra Mi’raj itu adalah di bulan Rajab. Ada yang mengatakan di bulan Ramadhan, ada yang mengatakan di bulan Rabiul Awal, dan ada yang mengatakan di bulan yang lainnya.

Makanya, saudaraku.. Memang kejadian Isra’ dan Mi’raj itu merupakan kejadian yang agung sekali. Allah abadikan dalam Al-Qur’anul Karim. Allah berfirman:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ…

“Maha Suci Allah yang memperjalankan hambaNya di malam hari, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang kami berkahi di sekitarnya…” (QS. Al-Isra`[17]: 1)

Dan ternyata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun tidak pernah menjelaskan kepada para sahabatnya kapan terjadinya. Tidak pula para sahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kapan terjadinya. Kalaulah saudaraku -seperti banyak dilakukan di antara kita- bahwa merayakannya adalah merupakan perkara yang agung di sisi Allah, tentu para sahabat akan bertanya kepada Rasulullah, dan merekalah yang paling semangat melakukannya. Akan tetapi ketika Rasulullah, tidak pula para sahabat, tidak pula para tabi’in, mereka tidak pernah merayakan itu semua. Yang terpenting adalah kita mengamalkan konsekuensi daripada Isra dan Mi’raj itu.

Kisah tersebut agung. Allah panggil Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk Allah wajibkan kepada beliau shalat lima waktu. Maka siapa yang menjaga shalat lima waktu sungguh ia telah mengagungkan Isra’ dan Mi’raj. Adapun kemudian dia lalaikan shalat lima waktu, kemudian setelah itu dia merayakan Isra’ dan Mi’raj lalu dia mengklaim sudah mengagungkan, tidak demi Allah. Hakikat mengagungkan malam itu adalah dengan menjalankan perintah Allah, yaitu berupa shalat lima waktu. Karena malam itu adalah merupakan malam yang mulia. Allah langsung panggil Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Syariat Islam yang lain Allah turunkan melalui Malaikat Jibril. Tapi untuk shalat tidak. Allah panggil langsung Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk diwahyukan kepadanya dan agar disyariatkan untuk umatnya shalat lima waktu.

Download mp3 Memperbanyak Amal Shalih di Bulan Rajab

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Memperbanyak Amal Shalih di Bulan Rajab” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52651-khutbah-jumat-memperbanyak-amal-shalih-di-bulan-rajab/